Lini Masa Terburuk Hidup Mario Gey
Di temaram rumahmu, sofa depan TV, keripik pisang di meja (kau amat suka keripik pisang), sebotol soda rasa apel, pertautan bibir penuh gairah, kita terbahak bersama oleh London Sweeties, film komedi Thailand, tiga bulan lalu
Dua bulan seusai film itu, kita masih di bangku perpustakaan yang sama, tak ada kecupan (ini perpustakaan!), mengomeli tugas kuliah terkutuk masing-masing, berharap saling menyalurkan semangat
Di keremangan rumahku, ranjang kamarku yang hanya muat seorang, makaroni pedas bikinan Mama (aku paling suka makaroni), teh hijau tanpa pemanis, aku tersedu sendirian (karena kau melenyap) oleh novel
Kini, kita di masing-masing ranjang hadiah mama: satu merindukan, satu tidak; satu mengenang, satu tidak; satu menangis, satu tidak, seperti gelang kembar yang kita beli bareng, di bazar taman kota, hanya sebulan lalu