IMASIND Mengadakan Pertemuan Hebat: Penilaian Terhadap Aktor Teater Akbar, dengan Kehadiran Spesial Demis dan Alumni Terkemuka!

 


Evaluasi Aktor TA, IMASIND Undang Demis dan Alumni

Proses latihan teater akbar telah memasuki pekan ketiga semenjak Senin kemarin (18/9). Sebelumnya, para aktor telah melaksanakan latihan rutin di depan Gedung Ki Hajar Dewantara, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember. Latihan dimulai pukul 8 malam hingga 11 malam. Ternyata, pada latihan kali ini, ada yang sedikit berbeda. Dalam latihan tersebut, hadir tiga alumni IMASIND, satu demisioner IMASIND, dan satu mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2018. Di antaranya Ahmad Ulul Arham, Ahmad Siddiq Putra Yuda, Jody Dewa Setiawan selaku alumni IMASIND, Nabila Fitri Handayani dan Mohammad Dhorivan Nabil selaku demisioner IMASIND dan anggota IMASIND angkatan 2018.

Latihan diadakan dalam dua sesi dengan diselingi oleh sesi evaluasi. Melalui sesi evaluasi, Putra Yuda menyampaikan bahwa para aktor bukanlah karyawan, melainkan seniman. Maka dari itu,, para aktor harus belajar melakukan riset tanpa harus diperintah oleh sutradara. “Kalau kalian nggak tahu mau ngapain, riset,” tambah alumni IMASIND yang juga merupakan bagian dari Teater Gelanggang tersebut.

Yuda juga menyampaikan, walaupun teater tidak dihargai sebesar seni rupa atau film, teater merupakan sebuah tanggung jawab yang berat. Sebab, latihannya memakan waktu berbulan-bulan. Hasilnya hanya untuk ditonton dalam waktu satu atau dua jam. Selain itu, penonton juga tidak akan menoleransi adanya kesalahan. Bukan hanya kesalahan secara teknis saja, tetapi juga dari substansinya. Oleh karena itu, diperlukan penghayatan mendalam terhadap tokoh-tokohnya.

Perihal genre, Yuda meminta agar para pemain tidak terlalu pusing memikirkan genre dan lebih menekankan bagaimana semestinya mereka mendalami dan menghayati peran. Sebab, aktor diibaratkan sebagai seorang prajurit yang maju di medan perang. Masalah strategi dan lain lain, itu adalah tugas dari sutradara untuk memikirkan dan mengarahkan. “Ngapain kalian bisa tahu, paham soal genre, tapi nggak bisa main, buat apa?” katanya.

Penulis: Akmal Rahman Hanif

Lebih baru Lebih lama